Oleh : Nurtiyana Ramadhani
Marlangen Perwitasari, Founder & CEO Hellyeah Sambal
(Foto: Dok. Pribadi)
Perilaku konsumen Indonesia telah mengalami perubahan
drastis. Salah satunya dalam hal berbelanja yang dahulu offline kini ke online,
termasuk untuk produk konsumsi. Ide-ide kreatif pun lahir dari para pelaku
bisnis, termasuk bisnis makanan rumahan.
Bagi pelaku usaha, kejelian melihat peluang bisnis di saat
krisis, menjadi kunci untuk mampu bertahan bahkan kesempatan mendulang
keuntungan. Kecintaan masyarakat Indonesia akan makanan bercita rasa pedas
telah membuka peluang bagi pebisnis untuk memproduksi sambal dalam kemasan.
Salah satu pelaku usaha yang mengambil ceruk pasar sambal
kemasan adalah Marlangen Perwitasari dengan menghadirkan produk ‘Hellyeah
Sambal’.
Di tengah pandemi Covid-19, bisnis sambal ini tetap stabil.
Wanita yang akrab disapa Wita ini mengaku bisnisnya tidak terlalu terpengaruh.
“Selama pandemi, ada satu jalur pemasukan yang hilang, yaitu
dari penjualan bazar dan pameran. Tetapi penjualan online jadi meningkat,” kata
Wita, Founder & CEO Hellyeah Sambal kepada youngster.id baru-baru ini.
Bisnis yang berbasis di Bekasi ini menyasar milenial yang
menyukai cita rasa menantang.
“Melihat milenial kan suka sekali dengan makanan pedas.
Makanya, dari awal kemunculan usaha ini saya kepengin bidik konsumen milenial,”
kata Wita.
Oleh karena itu, nama brand yang dipilih juga terdengar unik
dan menarik. Menurut Wita, nama Hellyeah diambil dari ungkapan slank Inggris
yang berarti semangat.
“Jadi kalau ditanya filosofinya, sambal Hellyeah itu dibuat
dengan semangat dan berharap semangat itu tertular sama orang yang
menyantapnya,” jelasnya bersemangat.
Tak hanya itu, desain dari produk ini juga kekinian,
disesuaikan dengan selera milenial.
“Desainnya unik dan futuristik, terutama kalau dipajang di
rak supermarket, diantara kemasan sambal yang kebanyakan botol atau jar, sambal
kemasan Hellyeah justru hadir dengan tampilan standing pouch dengan warna
mencolok,” imbuh Wita.
Alhasil produk yang dipasarkan melalui sosial media dan
e-commerce ini dengan cepat diterima pasar bahkan dapat bertahan di tengah
krisis ekonomi.
Resep Keluarga
Wita mengawali bisnis pada tahun 2012. Ketika itu, Sarjana
Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Islam Bandung ini baru saja keluar dari
pekerjaannya sebagai distributor buku-buku kedokteran di Bandung. Di sela
kekosongan waktu itu, Wita memutuskan untuk mencoba berwirausaha dengan membuat
sambal.
Pasalnya, Wita punya resep sambal racikan yang didapat dari
keluarga. Dia meyakini sambal buatannya tak kalah dengan yang ada di pasar.
“Awalnya saya iseng mencoba, daripada hanya diam menunggu
dapat pekerjaan baru,” ujarnya.
Wita mengaku memulai usahanya dengan modal Rp 500 ribu yang
bersumber dari uang tabungannya. Uang itu dijadikan modal untuk membeli bahan
baku dan wadah kemasannya. Sedangkan untuk peralatan produksi, ia menggunakan
alat dapur yang tersedia di rumahnya.
Produk sambal Hellyeah memiliki citrarasa yang sangat pedas.
Menurut Wita, itu menjadi kelebihan dari sambal buatannya. Selain itu, Wita
mengklaim bahan baku yang digunakan dijamin segar.
“Nggak kalah penting, sambal Hellyeah tidak menggunakan
cabai giling, tetapi menggunakan cabai segar dengan racikan dan buatan saya
sendiri,” tegasnya.
Awalnya produk ini dikenalkan ke teman-teman dekat. Namun
kemudian permintaan pun meningkat sehingga dia memutuskan untuk mengambil
pegawai untuk membantu dalam produksi. Tak puas dengan itu, Wita pun sering
ikut pameran.
Semua itu mendorong Wita untuk semakin serius menekuni
bisnis ini. Bahkan untuk mendapatkan ilmu cara pengolahan sambal yang
berkualitas Wita pun belajar dari berbagai workshop dan training yang diadakan
oleh berbagai lembaga seperti IPB Bogor dan Ditjen Hortikultura, Kementan.
“Karena bisnis sambal kemasan yang saya jalankan ini
pertumbuhan dan perkembangan bisnisnya bagus. Nah, dari situ akhirnya, saya
memutuskan untuk tidak lagi mencari pekerjaan di perusahaan lain. Dan, mulai saat
itu saya fokus di usaha ini saja,” ucapnya.
Saat ini, produk Hellyah Sambal memiliki empat varian rasa,
yaitu sambal bawang, sambal jeruk limo, sambal andaliman dan sambal terasi.
Semua dikemas dalam satu ukuran, yaitu pouch ukuran 170 gram dengan harga ritel
kisaran Rp 28.000 – Rp 35.000.
“Tentunya, harga yang kami tawarkan disesuaikan untuk
kalangan milenial. Sehingga mereka yang memang suka dengan makan-makanan pedas
bisa menikmati sambal kemasaan Hellyeah,” katanya.
Berkat keuletan Wita, kini produk Hellyajh Sambal tak hanya
dipasarkan di seluruh Indonesia, tapi juga sudah bisa dinikmati konsumen di
luar negeri, seperti di negeri Kangguru, Australia. (Foto: Dok, Pribadi)
Kendala dan Solusi
Dalam perjalanan bisnis Wita mengaku mendapat kendala yang
cukup berarti. Kendala pertama membuat produknya awet.
“Formula ini yang agak susah saya temukan. Sampai akhirnya
saya mendapat solusinya saat belajar di berbagai workshop teknologi pangan,”
ujarnya.
Kendala kedua adalah pemasaran, terutama ke pasar ritel.
“Produk baru saya belum banyak yang kenal, jadi beberapa
kali ditolak ritel. Solusinya dari situ saya selalu mecoba terus dan memperluas
jaringan. Yang jelas, ketika menekuni usaha ini, saya pernah rugi karena gagal
produksi. Waktu itu saya salah teknik pengolahan, karena dulu belum banyak ilmu
dan pengalaman tentang teknik pengolahan sambal kemasan. Selain itu, sempat
juga ditolak beberapa supermarket,” cerita Wita.
Namun demikian, semua kesalahan dalam berusaha yang pernah
ditemui kembali dipelajarinya. Menurut Wita, pengalaman gagal di awal berusaha
justru menjadikan pembelajaran diri baginya agar usaha sambal kemasan yang
ditekuni bisa terus berkembang dan berkelanjutan.
“Kegagalan di awal tidak membuat putus asa melanjutkan usaha
ini. Justru dengan adanya kegagalan itu ke depan akan lebih membuat saya
bertanggung jawab sehingga bagaimana caranya membuat saya mencari jalan keluar
agar usaha ini bisa semakin berkembang dan berkelanjutam,” imbuhnya.
Saat ini, Hellyeah punya empat varian sambal yakni sambal
bawang, sambal jeruk limo, sambal andaliman dan sambal terasi.
“Dalam waktu dekat saya akan menambah beberapa varian lagi.
Rencananya juga mau bikin sambal-sambal dari berbagai daerah di Indonesia,”
ujarnya.
Tak hanya di Indonesia, produk Hellyajh Sambal juga sudah
bisa dinikmati konsumen di luar negeri, seperti di negeri Kangguru, Australia.
“Pastinya saya bersyukur ya, karena saat ini pemasaran
Hellyeah Sambal sudah mencakup seluruh Indonesia yang saya lakukan secara
offline dan online. Senangnya lagi, produk saya juga sudah ekspor ke Australia
melalui beberapa Asian Store di sana,” pungkas Wita bangga.