Oleh : Nurtiyana Ramadhani

Rizky Amalia : Dari Influencer Jadi Entrepreneur
Rizky Amelia (Amelia Elle), Founder & CEO Elle Est Belle (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

Perkembangan teknologi telah melahirkan berbagai profesi baru. Salah satunya influencer. Profesi ini biasanya dimiliki seseorang yang memiliki pengikut dalam jumlah banyak di media sosial. Mereka memiliki pengaruh bagi para pengikutnya untuk melakukan sesuatu yang tentunya positif.

Salah satu di antara influencer yang terus terjaga popularitasnya adalah Rizky Amalia atau yang dikenal sebagai Amelia Elle. Gadis yang berdomisili di Malang, Jawa Timur ini merupakan salah satu influencer dan selebgram yang mulai dikenal sejak 2016. Ia memiliki follower lebih dari 500 ribu dengan postingan lebih dari 1,2 juta kali.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini tengah merambah dunia bisnis. Ia mendirikan usaha pakaian bernama Elle Est Belle.

“Kebetulan saya memang suka mixed and match pakaian. Dan, cita-cita saya dari dulu kepingin banget punya brand sendiri. Dari situ kepikiran kenapa saya nggak buat brand clothing aja ya, sekaligus menumpahkan ide-ide saya ke brand clothing saya sendiri. Makanya pada tahun 2018 usaha clothing ini akhirnya terwujud,” jelas Amelia, Founder & CEO Elle Est Belle kepada youngster.id saat ditemui di acara Bincang Shopee di JW Marriott Hotel Kuningan Jakarta baru-baru ini.

Perempuan berhijab ini memilih produk fesyen yang berbasis jeans. Menurutnya, jeans adalah busana favorit yang kerap dikenakan sehari-hari.

“Selain itu saya sulit menemukan celana jeans sesuai mode yang diinginkan. Jadi kenapa nggak saya buat produk yang sesuai dengan keinginan, yang juga bisa dikenakan orang lain,” ungkapnya.

Berjalan Mengalir
Sebagai anak milenial, Amelia sangat mengenali dunia media sosial. Ia tidak pernah menyangka bahwa taman “bermain” yang dimulai sejak pertama kali membuat akun Instagram pada 2013 akan menjadi sumber penghasilan.

”Sejak kecil saya memang suka dipotret,” kata gadis kelahiran Makassar, 26 Juli 1994 itu.

Sejak mempunyai Instagram, Amelia makin senang untuk dipotret. Perempuan yang gemar traveling ini membuat foto-foto dengan konsep yang menarik di tempat-tempat wisata.

Agar foto yang diunggah dapat dilihat banyak orang, Amelia menggunakan hastag yang populer. Misalnya hastag #OOTD dan #iphoneonly. Dengan cara itu, followers Amelia terus bertambah.

”Apalagi aku suka dress-up (berdandan). Jadi, sekali dress-up pasti saya upload,” ujarnya.

Alhasil, followers Amelia pun terus bertambah. Tentu hal ini membuat Amelia dilirik sejumlah brand sebagai endorser.

“Saat endorse kali pertama sekitar Rp 50 ribu. Saat itu followers saya sekitar 50ribu,” ungkapnya sambil tertawa.

Kini sarjana psikologi itu memiliki lebih dari 500 ribu followers. Melihat peluang bisnis di bidang fesyen mendorongnya untuk terjun sebagai pebisnis.

“Pada dasarnya aku memang suka fesyen. Selain itu, berangkat dari pengalaman sendiri yang sulit mendapat celana jeans yang ukuran dan pinggangnya pas. Kalau pinggangnya pas, panjangnya malah ngatung atau sebaliknya. Karena itu, saya mendesain celana jeans yang diperuntukkan bagi orang yang memiliki postur tinggi dan terlihat agak kurus,” ungkapnya.

Amelia pun memulai bisnis clothing ini pada tahun 2018 dengan modal awal sekitar Rp 15 juta, yang digunakan untuk membeli kain dan membayar jasa penjahit.

Ternyata langkah itu cukup tepat. Meski Amelia tidak memiliki latar belakang sebagai perancang, tetapi ide yang dimilikinya dapat diaplikasikan dan diproduksi oleh mitra penjahitnya. Selain itu, jejaring pengikut yang selama ini setia mengikutinya di media sosial pun sudah kuat dan menjadi pasar yang besar bagi produk yang ia produksi.

Menurut Amelia, produk Elle Est Belle menyasar kaum remaja. Oleh karena itu ia mematok  harga yang terjangkau dan sesuai dengan kantong mereka.

“Untuk produk jeans saya mulai dengan harga Rp 250 ribu, sedangkan untuk atasan dijual mulai dari Rp 130 ribu hingga Rp 288 ribu. ” kata Amelia.

 
(Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

Bisnis clothing yang dibangun Amelia, dengan merek Elle Est Belle, pada tahun 2018 terus berkembang. Jika pada awal merintis Elle Est Belle ia hanya memproduksi 10 potong untuk 1 model saja, kini ia mampu menjual hingga 700 potong celana jeans dan baju, dengan meraih omset hingga Rp 150 juta setiap bulannya.

Tidak Menyerah
Selama dua tahun, Amelia mengaku bisnisnya telah berkembang pesat. Namun, bisnis ini tidak selalu berjalan mulus. Kendala terbesar Amelia adalah tenaga penjahit.

“Namanya usaha pasti ada naik turun. Kendala terbesar adalah dari penjahit. Kadang ada yang salah jahit. Nah hal itu membuat kerugian juga buat saya. Selain itu, penjahit tidak tetap sehingga kadang saya harus menanggung kerugian karena tidak bisa produksi,” tuturnya.

Meski demikian, Amelia tidak mau menyerah.
“Saya bersyukurnya produksi dan penjualan terus meningkat dari pertama sejak saya buat produk ini,” ungkapnya.

Sebagai pendatang baru di industri fesyen Amelia mengaku tak khawatir dengan persaingan. Ia yakin dengan terus berinovasi dan selalu melahirkan karya terbaru, menjadi kunci sukses brand Elle Est Belle berkembang dan berkelanjutan.

“Kalau saya menyiasati persaingan usaha, saya selalu inovasi terus. Misalkan kalau model produk yang saya luncurkan ituu terus, orang juga pasti akan bosan. Jadi dalam usaha, peran inovasi sendiri tentu sangat penting, sehingga keadaan itu selalu membuat saya berpikir agar orang-orang maupun konsumen nggak merasa bosan dengan produk Elle Est Belle,” paparnya.

Oleh karena itu, Amelia berpesan untuk milenial yang ingin berwirausaha, mulai sekarang bulatkan tekad agar jangan takut untuk memulainya.

“Karena kalau kita takut malah akan membuat diri kita sendiri nggak pernah tahu ke depannya seperti apa. Selain itu, punya prinsip kalau bisnis itu nggak selalu naik, tapi ada turunnya. Tetapi ketika turun itu menjadi penyemangat yang membuat bisnis kita bisa naik ke depannya,” tutup Amelia.